Ketika kata Metafisika diucapkan, banyak orang menganggap ilmu ini selalu berkaitan dengan hal-hal supernatural seperti dunia gaib, perdukunan dan lain-lain. Memang pernyataan ini ada kebenarannya, karena supernatural merupakan bagian terkecil dalam ilmu metafisika. Kita contohkan tubuh manusia adalah metafisika, maka perdukuan adalah jempol kakinya, setan/ jin kuping kanannya, manusia matanya dan lain sebagainya.
Metafisika merupakan bagian dari ilmu filsafat. Ilmu ini memperlajari hakekat dari objek alias apa yang ada dibalik objek. Dalam perkembangannya terdapat dua pepahaman dan salah satu pepahamannya tentang apa yang terjadi diluar fisik seperti kekuatan gaib, indigo, supernatural dan sebagainya.
Di dalam mempelajari dan melakukan metafisika, pelaku pasti bersentukan dengan energi, baik energi positif maupun negatif. Energi positif adalah energi yang bersifat keilahian dan seusai dengan fitrahnya. sedangkan energi negatif bersifat setaniah. Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energia yang artinya kemampuan untuk melakukan usaha. Dalam energi mempunyai besaran kekal, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan namun bisa berubah dari bentuk satu menjadi bentuk lainnya. Ada bermacam-macam enegi seperti panas, bunyi, kinetik (dari benda bergerak), potensial (yang tersimpan dalam benda), listrik, kimia dan cahaya.
Pada hakekatnya setiap mahluk ciptaanNya dikaruniakan energi murni untuk ada di dalam alam semesta, seperti di flora, fauna, manusia, mahluk gaib (jin dan teman-temannya, ekosistem penyeimbang) serta pusaka manusia (kreatifitas manusia dalam menciptakan ilmu/ perpustakaan yang berguna bagi manusia lain sehingga terekam oleh alam karena energinya yang besar). Setiap mahluk yang mempunyai energi mempunyai rotasi atau putaran yang berbeda-beda. Manusia dan pusaka manusia akan berputar ke kanan sedangkan jin/ setan dan bangsanya akan berputar ke arah sebaliknya. Itulah sebabnya jika seorang manusia didampingi oleh bangsa jin/ setan akan mempunyai rotasi yang membingungkan. Fisik dan emosi manusiapun bisa merasa terganggu baik secara sadar ataupun tidak dengan skala yang berbeda-beda, seperti emosional tingkat tinggi, malas, pikiran kacau, sakit, lunglai, galau tingkat dewa, dan sebagainya).
Setiap orang pada dasarnya bisa merasakan energi selain dirinya, karena energi ini mempunyai daya lontar/ resonansi. Hanya saja kepekaan setiap orang berbeda-beda dan dibatasi dari pola pikir (logika) manusia itu sendiri serta keyakinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar