BIARKAN KAMI HIDUP LEPAS DI ALAM LIAR
ELANG DAN ALAP-ALAP merupakan hewan predator carnivora pemangsa tikus, kelinci, ular dan mamalia kecil lainnya. Ukuran burung ini bermacam-macam dari yang kecil yang disebut dengan alap-alap dan yang besar disebut dengan elang. Di Indonesia ada elang dan alap-alap yang tinggal di hutan kita seperti elang bondol yang berwarna putih coklat, elang jawa yang berwarna coklat dan mempunyai jambul , elang ular bido yang berwarna elang coklat bintik-bintik, elang hitam yang besar, elang abu-abu dan lainnya. Dan ada pula yang hanya melewati/migrasi. Saat ini populasinya yang terus menurun sangatlah memperhatinkan. Hal tersebut dikarenakan hutan yang kian menipis serta perburuan untuk dijadikan peliharaan. Untuk itu statusnya di lindungi UURI no.5 tahun 1990. Jadi elang ini tidak boleh dipelihara individu dan golongan kecuali instansi yang bertujuan untuk konservasi.
KAKATUA merupakan burung paruh bengkok yang berasal dari daerah Maluku, Nusa Tenggara, Timor dan Sulawesi. Burung cantik ini mempunyai beberapa spesies seperti kakatua jambul kuning besar dan kecil, kakatua jambul putih, kakatua raja dan kakatua seram/kakatua moluca yang berjambul dan berpipi merah. Aves pemakan biji-bijian ini populasinya kian menurun karena perburuan di alam liar. Semua kakatua dilindungi dan tiga diantaranya terancam punah. untuk itu statusnya dilindungi UURI no.5 tahun 1990. Kakatua tidak boleh dipelihara individu dan golongan kecuali instansi yang bertujuan untuk konservasi.
NURI juga merupakan hewan berparuh bengkok pemakan biji-bijian. Burung ini berasal dari Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku. Karena bentuknya yang elok, banyak orang yang senang memelihara burung ini, padahal populasinya kian menurun setiap tahunnya. Beberapa diantaranya sudah terancam punah seperti Nuri kepala hutam, kasturi raja, perkici dora,bayan, kasturi bungkuk biru dan beberapa lainnya. Burung-burung yang terancam punah itu statusnya dilindungi UURI no.5 tahun 1990, namun banyak spesies nuri lagi yang belum dilindungi tetapi sebenarnya populasinya kian menipis.
Tiong Emas atau BEO NIAS merupakan aves yang pintar sekali dalam meniru dibandingkan saudaranya yang berasal dari Kalimantan. Itulah sebabnya banyak orang yang senang memeliharanya. Statusnya tidak lagi dilindungi karena ada penangkaran dan diberi tag untuk menidentifikasikan bahwa burung ini tidak diambil dari alam. Ada beberapa wilayah dari habitat Beo seperti Pulau Nias (Sumatra Utara), Jawa (Sunda Kecil), Kalimantan, Srilangka, Himalaya, Filipina dan India. Amat disayang di Indonesia sudah sulit menemukan BEO di habitat aslinya karena hobi manusia itu sebelum adanya penangkaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar